TRADISI PETIK LAUT MASYARAKAT BLIMBING

Ada sebuah desa yang bernama desa blimbing. Desa tersebut terletak di kota lamongan. Tepatnya di kecamatan paciran. Desa blimbing adalah desa pantura. Masyarakat di sana sebagian bekerja sebagai nelayan,petani dan pedagang. Karena di kenal sebagai desa nelayan sehingga mayoritas besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. Nelayan di sana mempunyai tradisi unik. Tradisi tersebut di namakan tradisi petik laut. Petik laut adalah merupakan tradisi asli desa blimbing. Konon tradisi ini sudah ada sejak masa penjajahan hingga sekarang. Petik laut sendiri mempunyai arti memetik hasil laut kembali setelah berakhirnya musim baratan.Baratan adalah istilah masyarakat di sana yang berarti di mana pada waktu tersebut gelombang air laut mengalami peningkatan. Akibatnya nelayan tidak dapat melaut.
Tradisi perayaan Petik laut biasanya diselenggarakan sekitar bulan maret dan april. biasanya setelah musim baratan berakhir. tradisi di awali dengan memotong hewan kerbau. Kemudian kepala kerbau di buat sesajen untuk di letakkan di tengah laut. Konon dipercaya sebagai wujud terima kasih kepada pencipta atas berkah dan keselamatan yang diberikan. Tetapi sekarang kebiasaan sesajen tersebut sudah tidak di perbolehkan lagi. Menurut para ulama' berpendapat bahwa ritual tersebut menyesatkan.
Akhirnya yang masih bertahan dari tradisi petik laut tersebut adalah berupa pagelaran seni. Pagelaran tersebut meliputi antara lain : pertunjukan wayang kulit semalam suntuk, pertunjukan gedheng jawa, pertunjukan campur sari, Orkes dangdut dan juga ada pasar malam. Akhir dari seluruh acara yang di sajikan adalah di adakannya pengajian bersama TPI blimbing. Di acara pengajian biasanya dihadiri oleh tokoh-tokoh terkenal. Salah satunya adalah bapak Amien Rais. Sehingga tidak hanya warga blimbing saja yang mengikuti pengajian itu, tetapi juga desa tetangga di sekitar blimbing. Keesokan harinya para nelayan beraktifitas seperti biasa mencari ikan di laut. Sehingga dapat memenuhi kewajibannya.
Tradisi petik laut ini sendiri sangat di pelihara betul. Agar tidak di lupakan begitu saja, sehingga tidak punah. Karena tradisi ini juga merupakan aset bangsa yang wajib di jaga dan di lestarikan. Sehingga dapat bertahan sampai anak cucu kita nantinya.